Monday, 27 Syawal 1432
Senin, 26 September 2011 18:57
Menteri
Agama H Suryadharma Ali mengatakan, membangun keluarga sakinah tidak
mudah, karena selain membutuhkan kesabaran tinggi dari pasangan
suami-istri juga kemampuan mengelola ekonomi keluarga, keteladanan dan
kesungguhan dalam mendidik anggota keluarga. “Selain itu, perlu pula
memiliki sikap khawatir meninggalkan generasi yang lemah karena
keterbatasan kemampuan mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan,”
Menag pada acara penganugerahan pemilihan keluarga sakinah dan kepala Kantor Urusan Agama (KUA) tingkat Nasional di Jakarta,
Rabu (17/8) sore. Hadir pada acara itu Ketua MUI KH Maruf Amin, Sekjen
Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, pejabat eselon
II dan III dan undangan lainnya. Acara pengumuman pemenang keluarga
sakinah dan KUA teladan yang berlangsung di Hotel Bidakara itu
berlangsung meriah. Penyanyi Cici Paramida ikut menambah suasana makin
meriah karena tatkala menyanyi ia tampil di tengah kerumunan peserta.
Tampilnya penyanyi Cici membuat protokol sibuk mengatur peserta,
terutama dari kelompok KUA yang memotret menggunakan telepon genggam
mendekati lokasi Menag Suryadharma Ali bersama Dirjen Bimas Islam
Nasaruddin Umar yang tengah duduk.
Berbeda dengan kelompok keluarga
sakinah. Tak satu pun bapak-bapak yang datang dari berbagai daerah itu
memotret Cici Paramida yang tengah membawakan lagu rohani. Kejadian ini,
memang bisa dipahami. Menurut Menag, hal itu disebabkan dari kalangan
KUA sudah biasa menikahkan orang. Selain itu, kedatangan anggota KUA --
dengan berbagai kesulitan yang dihadapi untuk mencapai ke Jakarta --
tidak disertai isterinya masing-masing. "Isterinya tak ikut," ujar
Suryadharma Ali yang disambut tawa hadirin. Dalam suasana akrab
tersebut, Menag melanjutkan sambutannya bahwa membangun keluarga sakinah
tentu banyak cobaan. Selain pasangan suami isteri itu harus banyak
mengedepankan sikap sabar, juga harus banyak mengetengahkan sikap
pemaaf.
Keluarga sakinah, menurut dia, tergolong
langka. Terlebih dewasa ini angka perceraian terus meningkat.
Karenanya, keluarga sakinah perlu disosialisasikan, karena dari
keteladanannya diharapkan bisa tersusun tatanan masyarakat Indonesia
yang jauh lebih baik, ujar Menag menjelaskan. Inti pembangunan bangsa
adalah menciptakan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang punya kapasitas
intelektual, kematangan emosional dan kualitas spiritual. Untuk itu,
harus diawali pembangunan institusi keluarga yang akan melahirkan
pribadi-pribadi berkualitas. Dan, sebagai lembaga sosial terkecil dalam
masyarakat, keluarga adalah tumpuan harapan.
Puncak kebahagiaan dan kehormatan
seseorang akan bermakna dibanding mereka yang dibesarkan tanpa keluarga.
Sebab, melalui keluarga dapat dilahirkan manusia-manusia berkualitas,
kuat dan mulia melalui keluarga yang dibangun atas dasar prinsip
keyakinan agama yang benar, norma sosial dan aturan hukum yang berlaku
di masyarakat. Karenanya, menurut Suryadharma Ali, pemilihan keluarga
sakinah -- yang diselenggarakan setiap tahun -- merupakan upaya yang
tepat di tengah adanya laporan dari Mahkamah Agung bahwa angka
perceraian yang terus meningkat. Perceraian, katanya, merupakan pintu
gerbang masalah mental dan sosial bagi anak-anak, keluarga besar, bahkan
lingkungan sosial terdekat. Belum lagi marak perkawinan sejenis,
perkawinan antaragama, perkawinan siri, perkawinan kontrak (mut`ah),
perkawinan di bawah umur.
Untuk itu Menag mengingatkan pentingnya
membangun keluarga sakinah. Terkait pemilihan KUA teladan, Menag
mengingatkan akan pentingnya mencatatkan perkawinan di daerahnya
masing-masing. Sebab, masih ada pasangan yang menikah namun tak mau
dicatat. Misalnya, kawin siri. Jika tak tercatat, ke depan, akan membawa
implikasi hukum bagi anak-anak mereka dan bahkan persoalan lainnya.
Menag menargetkan pada 2012 KUA sudah dapat mensosialisasikan nikah
secara benar kepada masyarakat. Nikah siri dan segala dampaknya yang
ditimbulkan harus dapat dicegah. Dengan sosialisasi pernikahan yang
benar, maka ke depan, nikah siri akan dapat dihindari, harap Menag
Suryadharma Ali.
Berikut penetapan peserta terbaik
pemilihan keluarga sakinah dan KUA teladan 2011 dengan para juri: Prof
Dr H Achmad Mubarok, MA; Prof Dr Hj Zaitunah Subhan, MA; Dr Hj Nurhayati
Djamas, MA; Hj Ratih Sanggarwati SE; Drs H Kadi Sastrowirjono; Prof Dr H
Dadang Hawari SpKj; Drs H Najib Anwar, MH; Dra Hj Zubaidah Muchtar.
Pasangan keluarga sakinah terbaik pertama Hj Tien Partini dan Dr H
Mulyadi Niti Susastro MM, (asal Jawa Tengah, nilai 1594), terbaik kedua
pasangan Hj Kamsiatun dan H Endi Suwandi BA (DKI Jakarta, nilai 1550),
terbaik ketiga Hj Siti Munirah; dan H Muh Arief (Sulawesi Tengah, nilai
1525).
Pasangan keluarga sakinah harapan satu
Hj. Hamidah dan H. Thamsir (Kepulauan Riau, nilai 1510), harapan kedua
Hj Sofiah Haryati BA dan H Sholeh Anshori SSpI (Kalimantan Tengah, nilai
1500), harapan ketiga Hj Umi Wahyu Handayani dan Drs H Soewandi MSi
(Jawa Timur, nilai 1445).
Sedangkan KUA terbaik pertama Fairuz Malaya S.Ag MSi (KUA Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,
nilai 97,27), kedua AM Nurman SAg (KUA Cigalontang, Kab. Tasikmalaya,
Jawa Barat, nilai 96,67), ketiga H Abdul Aziz Kamalluudin, MA (KUA Pulo
Gadung, Kodya Jakarta Timur, DKI Jakarta, nilai 94,65).
Untuk KUA harapan satu diraih Abdul
Waris Usman S.Ag MA (KUA Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, nilai
94,20), harapan kedua Zulfikar SAg (KUA Mandiangin Koto Selayan, Kota
Bukittinggi, Sumatera Barat, nilai 93,76), harapan tiga Drs Nur Rokhman
MA (KUA Gedongtengen, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, nilai 91,74).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar