Ads 468x60px

Minggu, 19 Februari 2012

Selagi Kita Diberi Hidup...

 Seperti biasa pulang kerja saya sampai di rumah langsung duduk bersantai sambil melepas penat. Sepertinya saya sangat enggan untuk membersihkan diri dan langsung shalat. Sementara anak-anak dan Suami/Istri sedang berkumpul di ruang tengah. Dalam kelelahan tadi, saya disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi-sepoi yang menghembus tepat di muka saya. Selang beberapa lama seorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat ditangannya tiba-tiba sudah berdiri di depan saya. Saya sangat kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba itu. Sebelum sempat bertanya siapa dia, tiba-tiba saya merasa dada saya sesak... sulit untuk bernafas.... namun saya berusaha untuk tetap menghirup udara sebisanya. Yang saya rasakan waktu itu ada sesuatu yang berjalan pelan-pelan dari dada, terus berjalan ke kerongkongan rasanya sakit, sakit sekali rasanya. Keluar airmataku menahan rasa sakitnya,... . Oh Tuhan ! ada apa dengan diriku..... Dalam kondisi yang masih sulit bernafas tadi, benda tadi terus memaksa untuk keluar dari tubuhku... kkhh........ .khhhh... .. kerongkonganku berbunyi. Sakit rasanya, amat teramat sakit. Seolah tak mampu aku menahan benda tadi... Badanku gemetar... peluh keringat mengucur deras.... mataku terbelalak.. ...air mataku seolah tak berhenti. Tangan dan kakiku kejang-kejang sedetik setelah benda itu meninggalkan saya. Saya melihat benda tadi dibawa oleh orang misterius itu... pergi. ..berlalu begitu saja.... hilang dari pandangan. Namun setelah itu.... saya merasa jauh lebih ringan, sehat, segar, cerah... tidak seperti biasanya. Saya heran... Suami/istri dan anak-anak saya yang sedari tadi ada diruang tengah, tiba-tiba terkejut berhamburan ke arah saya.. Di situ saya melihat ada seseorang yang terbujur kaku ada tepat di bawah sofa yang saya duduki tadi. Badannya dingin kulitnya membiru. Siapa dia? Mengapa anak-anak dan istri saya memeluknya sambil menangis... mereka menjerit...histeris terlebih istri saya seolah tak mau melepaskan orang yang terbujur tadi... Siapa dia? Betapa terkejutnya aku ketika wajahnya dibalikkan.. .. dia........dia. ......dia mirip dengan aku....ada apa ini Tuhan...???? ???? Aku mencoba menarik tangan Suamiku/istriku tapi tak mampu..... Aku mencoba merangkul anak2 ku tapi tak bisa. Aku coba jelaskan kalau itu bukan aku. Aku coba jelaskan kalau aku ada di sini.. Aku mulai berteriak... ..tapi mereka seolah tak mendengarkan aku seolah mereka tak melihatku... Dan mereka terus-menerus menangis.... aku sadar..aku sadar bahwa orang misterius tadi telah membawa rohku. Aku telah mati...aku telah mati. Aku telah meninggalkan mereka ..tak kuasa aku menangis.... berteriak. ..... Aku tak kuat melihat mereka menangisi mayatku. Aku sangat sedih.. selama hidupku belum banyak yang kulakukan untuk membahagiakan mereka. Belum banyak yang bisa kulakukan untuk membimbing mereka. Tapi waktuku telah habis....... masaku telah terlewati... . aku sudah tutup usia pada saat aku terduduk di sofa setelah lelah seharian bekerja. Sungguh, jika saja aku tahu aku akan mati, aku akan membagi waktu kapan harus bekerja, beribadah dan untuk keluarga. Aku menyesal aku terlambat menyadarinya. Aku mati dalam keadaan belum ibadah. … Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani) 
Tidak ada sesuatu yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya sesudahnya. (HR. Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...